Rabu, 22 Februari 2012

Derajat Seorang Hamba

Bismillahirrahmanirrahim
Manusiawi. Lelah rasanya raga ini memikul amanah menjadi seorang amir. Amir organisasi dakwah sekolah, CMA (Centaurian Moslem Atmosphere). Selalu disorot dan mesti terdepan. Berbagai masalah demi masalah berdatangan, bertubi-tubi kian datang.  Mengapa ini banyak hadir di masa amanhku? Kritik disana-sini. Kerenggangan ukhuwah, kuantitas maksimal kualitas minimal, program-program kerja yang kurang berjalan. Setitik pikiran jahiliyah pun merasuki kepala, sangat ragu namun ada. "Tuhanku telah menghinaku". Begitu jahatnya pikiran itu, astaghfirullah..
Namun alhamdulillah, hari ini Ahad tanggal 19 Feburari 2012 atas izin-Nya sekonyong tubuh ini menghadiri sebuah majelis Qur'an. Tak ada yang terjadi secara kebetulan, guruku menyuruhku membaca Q.S. Yunus ayat 57-58.

يأأيها الناس قد جاءتكم موعظة من ربكم وشفاء لما في الصدور وهدى ورحمة للمؤمنين (57) قل بفضل الله وبرحمته فبذلك فليفرحوا هو خير مما يجمعون (58)

dan lagi-lagi beliau menyuruhku. "Baca artinya pelan-pelan.."

57. Hai manusia, Sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari Tuhanmu dan penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang beriman.
58. Katakanlah: "Dengan karunia Allah dan rahmat-Nya, hendaklah dengan itu mereka bergembira. itu adalah lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan".
Guruku langsung menjelaskan kandungan dari ayat di atas.
Maksudnya adalah kita seharusnya bergembira dengan itu(Al-Qur'an) atau juga keimanan dalam diri kita. Lagi-lagi guruku menyuruh untuk membaca suatu ayat. Q.S. Al-Fajr ayat 15-16
فَأَمَّا الْإِنْسَانُ إِذَا مَا ابْتَلَاهُ رَبُّهُ فَأَكْرَمَهُ وَنَعَّمَهُ فَيَقُولُ رَبِّي أَكْرَمَنِ (15) وَأَمَّا إِذَا مَا ابْتَلَاهُ فَقَدَرَ عَلَيْهِ رِزْقَهُ فَيَقُولُ رَبِّي أَهَانَنِ (16)
Adapun manusia apabila Tuhannya mengujinya lalu Dia dimuliakan-Nya dan diberi-Nya kesenangan, Maka Dia akan berkata: “Tuhanku telah memuliakanku”. Adapun bila Tuhannya mengujinya lalu membatasi rizkinya Maka Dia berkata: “Tuhanku menghinakanku“. (QS. Al Fajr: 15-16)

Atas izin-Nya, hati ini tergetar...
Guruku menjalaskan. Dimuliakan atau dihinakannya seseorang bukan dinilai dari rezeki seorang tersebut.  Rezkei itu luas, tidak hanya mencakup uang. Contohnya adalah ketika kita mendapatkan karir yang tinggi, kita merasa Allah telah memuliakan kita. Dan sebaliknya, ketika karir kita sedang jatuh dibawah, kita merasa Allah telah menghinakan kita.  Sesungguhnya itu adalah sudut pandang jahiliyah. Allah memuliakan hamba-Nya yang dikehendaki adalah dengan suatu keimanan didalam diri hamba-Nya. Kemuliaan seseorang terletak pada keimanannya, bukan pada rezekinya. 
Atas izin Allah, aku tersadar bahwa Allah bukan menghinakan diri ini, melainkan sedang memberiku ujian. Dan teringat dalam pikiran bahwa Allah tidak akan memberikan suatu ujian melebihi kemampuan hamba-Nya. Sesungguhnya setelah satu kesulitan terdapat dua kemudahan. Keep spirit, Allahu Akbar! :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar